Laki-laki patah hati yang kembali menemukan cinta melalui sekelumit tai yang encer

Okky Febriansyah
4 min readApr 16, 2021

--

Seorang waria yang boker sambil berdiri

Di depan meja kerjanya ia sedang duduk, sendiri. Berusaha memahami semua yang terjadi. Sekian lama ia menghabiskan waktunya untuk berpikir dan berusaha menulis apalah artinya cinta?, seketika itu ia sadar bahwa seluruh rokoknya telah habis dihisap waktu. Berangkatlah ia ke warung kelontong untuk membeli rokok ketengan.

Dibawanya recehan uang dan sekotak beban dalam kepalanya, berusaha mengamati fenomena di sepanjang jalan sambil mencoba megaitkan semuanya. Tiba-tiba perutnya terasa sakit, ia pun mempercepat langkahnya. Tak lama lagi tai itu akan keluar dan akan memberikan apa yang telah ia cari.

(Sama seperti kisah Aladin yang menemukan teko berisi jin, lain lagi, ia menemukan sempak berisi tai).

Rasanya tidak seperti menjalani hari selayaknya hari-hari. Makan, tak enak. Tidur, pun tak nyenyak. Begitu juga saat sore sudah menunjukkan mendung hitamnya, serasa ada air yang siap memenuhi seluruh kelopak matanya tersebut. Sebagai seorang mantan budak cinta golongan I yang pernah bergelut dengan kerasnya takdir kehidupan, kini pertama kali dalam hidupnya ia merasakan ditinggalkan.

Seluruh apa yang ia miliki telah merasa ia berikan. Seluruh hidup dan matinya. Selama masa menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih tersebut, telah banyak hal yang berusaha ia ubah dalam dirinya (termasuk kebiasaannya yang suka berak sewaktu-waktu). Hal ini tak lain dan tidak bukan hanya untuk memenuhi ekspektasi pasangannya tersebut.

Kejadian itu terang memberikan pelajaran besar bagi dirinya. Penuh gumam, selalu ada yang mengendap di kepalanya, mengapa bisa mengalami kesedihan yang sebegini dalamnya? Apalah sebenarnya arti cinta itu?

Nugroho hanya lelaki malang yang ingin hidupnya bahagia.

Nugroho dikisahkan adalah seorang laki-laki yang tidak banyak bicara. Dia hanya orang biasa dengan muka pas-pasan ditengah banyak pemuda ibu kota yang sangat gaduh akan gaya hidupnya. Beruntungnya, saat itu dia punya pacar.

Satu-satunya kebiasaan buruknya adalah suka sekali dengan makanan pedas. Pernah suatu ketika saat mereka pergi untuk berkencan, Nugroho memesan banyak sekali sambal dalam piringnya saat sedang satnite dinner makan lalapan berdua. Usai dari sana, belum jauh dari warung tempat mereka makan tadi, ia mendadak sakit perut. “Tak kusangka akan secepat ini” kata ia dalam hati. Dengan sangat darurat, ia harus pergi membuang hajatnya tersebut, sesegera mungkin, atau jika tidak itu akan sangat memalukan untuk Amanda melihat spesies laki-laki dewasa cepirit di celananya.

Ternyata memang bukan kapasitas Nugroho untuk menentang hukum biologi kedokteran. Hasrat ingin berak-nya sudah tak tertahan lagi. Namun, tuhan maha mendengar. Dengan penuh rahmat, sebagai zat yang maha tinggi dan maha mengerti akan keinginan hambanya, dipertemukanlah ia dengan mesjid dekat dari sana. Ia turun dari motor dengan terburu dan tergopoh, sambil memegangi pantat dan berlari meninggalkan Amanda untuk menuju ke toilet mesjid. Oh, betapa kacau hati Amanda melihat itu.

Walau begitu, sisa puing-puing hati Amanda yang sudah setengah modar terkena racun bau kentut rasa sambel bawang, masih tergerak untuk peduli dan membelikan sebuah obat mencret di apotek menggunakan motor yang mereka tumpangi, selagi menunggu Nugroho menyelesaikan hajatnya tersebut.

Ditatapnya ia dengan wajah penuh kecewa, seketika Amanda menangis dihadapannya. Malam itu, kejantanan Nugroho telah luntur terbawa tai yang keluar dari sela-sela celana dalamnya.

Akhir dari kisah cinta mereka kurang lebih berakhir tragedi. Amanda menjadi seorang perempuan yang… entahlah. Ia tak tau apa dan bagaimana perasaannya sekarang, yang jelas semua sudah terjadi. Nugroho kembali merasakan kesendirian seperti hidupnya dahulu sebelum pertemuannya dengan Amanda. Namun dalam hati kecilnya, ia mengharapkan satu hal. Suatu saat ia bisa kembali ke pelukannya. Hari-hari pun dilalui dengan menghitung ketidakpastian sembari sabar menunggu seluruh usianya.

Mengalami patah hati telah membuatnya tidak sedikitpun bergairah melahap makanan. Baginya, itu sama sekali tak enak. Namun setelah sekian lama ia kembali makan sambal yang jadi favoritnya itu, ia merasakan perutnya kembali lagi bergejolak.
Ia pun berlari selepas mendapatkan sebatang rokok ketengan, menyalakannya sesampai dirumah, dan merokok selagi berak. Nampak ia sampai di toilet dengan sedikit terlambat. Ya, lagi-lagi dia berak di celana.

Berbagai dentuman hebat berkali-kali keluar berasal dari lubang pantat nya menghasilkan tekstur tai yang sedikit agak encer. Disitulah, sangat tak disangka-sangka, dia kemudian merasakan kebahagiaannya kembali.

Pada akhirnya, semua kembali kepada apa yang bermula. Di atas kloset tersebut, dengan posisi khidmat, kebul asap dan celana modol yang terkena sedikit cipratan tai, Nugroho kembali menemukan rasa cinta (read: self-love) pada diri sendiri yang telah lama tidak ia rasakan.

“Tak ada waktu, hidup terlalu singkat untuk pertengkaran, kata maaf, dendam dan perhitungan. Hanya ada waktu untuk mencintai. Namun, itupun sangat singkat. Hidup yang baik dibangun dengan hubungan yang baik.” — Mark Twain

Karena masih tak dapat menyimpulkan apalah artinya cinta, ia lebih memilih untuk pinjam quotes punya orang. Tinggal mengutip saja, masalahpun jadi beres, pikirnya.

--

--

Okky Febriansyah

Menyikapi berbagai persoalan dan problema kehidupan dalam satu wadah