Panduan Praktis Rekoneksi dengan Alam untuk sebuah Kesembuhan

Okky Febriansyah
11 min readMay 29, 2021

--

Dirangkum dari buku Forest Bathing (Shinrin-Yoku): Experience the Healing Power of Nature

Cover buku Forest Bathing oleh M. Amos Clifford

Banyak orang mungkin merasa aneh ketika melihat orang lain berbicara dengan pohon atau tanaman. Bagi saya, tidak seperti itu. Mereka nyata. Sifat luhur dari hutan ada dalam diri kita yang terdalam. Persis seperti cermin, hutan dan manusia menggambarkan identitas yang serupa.

Dikala isu kesehatan mental mulai banyak melanda, saya merasa tidak heran. Bisa jadi ini tanda-tanda hubungan manusia dengan alam yang mulai renggang. Tidak hanya saling menyediakan material untuk hidup, hubungan manusia dan hutan mampu menyediakan kesembuhan. Obat yang kita semua cari, secara harafiah, bisa didapatkan dengan menjalin ulang hubungan baik dengan hutan.

Forest bathing diadaptasi dari budaya Jepang yaitu Shinrin-Yoku. Kata bathing ketika dihubungkan dengan forest memberikan gambaran seolah mandi di hutan. Namun, tidak demikian. Secara mudah, forest bathing adalah saat dimana kita memberikan perhatian kepada momen ‘saat ini’ dengan seluruh indera kita. Teknik ini juga tidak dapat disamakan dengan meditasi maupun berjalan di alam, walaupun dengan cara yang hampir sama.

Fokus yang dituju dari kegiatan ini adalah berupa koneksi dan hubungan, baik kepada diri sendiri dan dengan alam yang telah memberikan kita banyak hal. Lebih dari itu, kegiatan forest bathing menumbuhkan perasaan tenggelam dalam rahmat tuhan yang menembus dunia, perasaan takjub akan keindahan dan semacam bisikan kekuatan yang saling terhubung.

Jika anda berpikir bahwa ini adalah kegiatan spiritual, itu mungkin sedikit ada benarnya. Tapi, keuntungan medis yang mampu diberikan oleh alam melalui kegiatan ini telah dibuktikan melalui riset. Apabila anda merasa skeptis, sempatkanlah untuk membacanya sejenak.

Metode forest bathing membawa tubuh dan pikiran kita dalam keadaan hening dan rileks, dimana kita dituntut sepenuhnya sadar akan keberadaan kita dan apa yang kita alami ‘saat ini’. Sama halnya dalam sebuah hubungan, komunikasi berjalan dua arah yaitu dengan memberi dan menerima (give-and-take). Hubungan tersebut adalah manusia dengan alam.

Elemen Latihan

Berikut adalah panduan umum dari kegiatan ini :

  • Biarkan anda dituntun oleh sebuah undangan, ketimbang menyelesaikan sebuah latihan
  • Lakukan dengan anggapan bahwa hutan sebagai partner, ketimbang sebagai sebuah setting tempat
  • Fokus kepada perwujudan rasa (sense of embodiment) dan pengalaman sensorik (vivid sensory of experience)
  • Minimalisir usaha untuk mencapai sesuatu
  • Idealnya, perjalanan anda akan berlangsung selama 2–4 jam. Waktu selama itu akan menyediakan cukup waktu bagi tubuh dan pikiran anda agar dapat tenang dan rileks.
  • Tidak perlu pergi jauh-jauh, cukup 2 km atau kurang
  • Gunakan percakapan secara minimal, dengan cara yang positif dan suportif
  • Tujuan utama anda bukan untuk olahraga, anggap saja seperti ‘waktu bermain’ secara meditatif. Berhenti lah sebentar jika anda merasa capai, dalam keadaan hening, lalu kemudian lanjutkan
  • Walaupun anda dapat melakukan kegiatan ini di manapun seperti taman kota, pekarangan (lingkungan alam), tapi akan lebih ideal jika dilakukan di lingkungan yang menyuguhkan pepohonan, aliran sungai, rerumputan dengan gangguan manusia seminimal mungkin dari suara seperti lalu lintas, konstruksi atau pembangunan.
  • Jalan yang anda lalui harus mudah atau umumnya dilewati
  • Bebaskan diri dari gangguan teknologi seperti ponsel
  • Jangan biarkan konsep meditasi masuk dalam kegiatan ini. Biarkan alam menawarkan pengalaman untuk anda
  • Jangan biarkan pengalaman orang lain seperti perasaan kagum atau apapun keuntungan yang dijabarkan oleh penelitian dari kegiatan ini memberikan pengalaman yang sama untuk anda.
  • Biarkan setiap perjalanan anda menjadi pengalaman pribadi; walaupun mungkin anda mempunyai pengalaman positif pada perjalanan anda sebelumnya
  • Percayalah ketika anda membuka diri kepada alam dengan kemampuan anda, dia akan benar-benar bekerja dan merespon anda dengan sendirinya
  • Pertimbangkan setiap akhir perjalanan anda dengan snack dan minuman teh (herbal)

Undangan (invitation) yang disebutkan dalam poin pertama bergantung dari kemampuan anda untuk menyadari dan memilih. Bisa jadi bentuknya adalah rasa penasaran (dorongan) anda terhadap suatu objek (atau sebenarnya objek tersebut yang mengundang anda?). Penting untuk mempunyai pikiran anak-anak (having a child’s mind) disini: bersenang-senang, penasaran, kemauan untuk menjangkau wilayah baru dll. Dalam hati setiap undangan ini terdapat dorongan untuk bermain-main.

Selama melakukan kegiatan ini, ambil momen untuk memperhatikan apa yang sedang anda perhatikan. Gunakan susunan “Saya memperhatikan sebuah…, ….”.

Jika anda melakukannya berkelompok, anda dapat membuat lingkaran dengan duduk bersila dan bergantian untuk sharing apa yang anda dapatkan pada sesi setelah melakukan pengamatan. Gunakan batu atau ranting kecil sebagai penanda, berikan penanda ini kepada yang lain secara memutar (bergantian). Tidak ada yang boleh berkomentar, tidak perlu memberi analisa maupun penilaian. Ungkapkan pengamatan anda dan lanjutkan.

Jika anda melakukannya sendirian, anda dapat melakukan sharing dengan hutan (sungguh, semua yang ada disana akan mendengarkan anda. Batu-batu adalah pendengar yang sabar, bunga-bunga mampu mencerahkan hati, pepohonan penuh dengan kebijaksanaan). Tunjukan rasa ceria dengan sikap yang tulus. Bagian terpenting adalah anda merasa didengarkan dan diamati oleh mereka selama perjalanan anda.

Forest Bathing dan Kelima Indera

Lima indera yang biasa kita ketahui yaitu adalah sentuhan (touch), rasa (taste), bau (smell), pendengaran (hearing) dan pengelihatan (seeing). Mengasah kelima indera ini sangatlah penting, mereka mampu mengantar anda kedalam sebuah koneksi dengan dunia dan keadaan ‘saat ini’.

Selain dari lima indera tersebut, ada beberapa indera lain yang bisa kita pelajari. Dalam buku ini, yang menurut saya adalah bagian yang paling menarik, ada 4 indera tambahan yang dapat kita latih yaitu mirror sensing, body radar, imaginal sensing dan heart sensing. Gunakan keempat indera ini melalui prespektif “cerita menarik untuk bermain” ketimbang memikirkan kebenarannya secara saintifik dan sumber data akurat. Seluruh indera ini akan menjadi alat utama kita dalam melakukan forest bathing.

Mirror sensing: dalam tubuh manusia dan hewan terdapat yang namanya mirror neuron. Neuron ini membuat kita dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain. Ia bertanggung jawab atas rasa empati dan social learning. Dalam kegiatan forest bathing, indera ini digunakan untuk merespon gerakan dari alam. Neuron “kaca” ini berguna untuk menangkap energi ambien dari hutan.

Body radar and sense of sight: kemampuan untuk ‘mengetahui’ sesuatu (gerakan, keberadaan, kejadian dll.) di alam secara langsung. Dengan body radar, kita dapat mendeteksi sumber panggilan melalui sesuatu (tanda) yang tidak terlihat. Ini berkaitan dengan chi-sei — kecerdasan memilih berdasarkan petunjuk alam yang tidak diproses melalui kesadaran seperti pada umumnya kita mempertimbangkan sesuatu.

Imaginal sensing: secara pribadi dapat saya terjemahkan “imajinasi yang murni”. Untuk dapat memahami ini, bayangkan seseorang yang dapat berbicara dengan pohon. Kehadiran pohon dan segala hal yang terjadi, baik di dalam diri dan sekitar kita, membuat semacam goresan impresi kedalam kanvas dari pikiran, emosi dan sensasi. Segala proyeksi keraguan dan pengharapan haruslah dihindari disini.

Segala gerakan, bentuk, dan kejadian yang terjadi ketika kita melakukan dialog dengan pohon barangkali adalah sebuah ekspresi sinkronistik dari ‘suara’ mereka. Semua mahluk ini sesungguhnya responsif. Sebagian orang mengklaim pohon-pohon itu benar dapat berbicara, baik yang ditangkap dengan hati (inner ear) atau bahkan secara harafiah melalui suara manusia.

Heart sense: hati — sebagai perasa — kita sangatlah cerdas dan sensitif. Setiap manusia mengeluarkan energi dari dalam hatinya menembus batas kulit, yang secara konstan berinteraksi dengan apa yang ada di sekitar, berkolaborasi dengan apa yang kita lihat, dengar, sentuh dan sebagainya lalu menyublim menjadi sebuah pengetahuan yang autentik. Lakukan eksplorasi dengan memberi jeda sejenak dan bertanya “Seperti apa rasanya…..?”. Contoh: seperti apa rasanya berdiri di persimpangan jalan? Seperti apa rasanya mendekati aliran sungai?

Setiap momen sejatinya akan menawarkan pengalaman baru, yang hanya dapat diketahui dengan hati. Setiap kali anda bertanya pada hati anda, itu berarti anda sedang melatih diri untuk berkomunikasi dengan “kecerdasan diluar kata-kata”.

“Sensory become sensual, sensual become intimate”

Seluruh pengalaman inderawi yang kita rasakan akan menjadi pengalaman sensual ketika kita memperhatikan bagaimana ia mampu mempengaruhi kita: apa yang kita rasa. Undangan yang dapat kita rasakan ketika melakukan kegiatan forest bathing contohnya: ketika kita menyentuh aliran air (termasuk gerak, temperatur, tekstur dll.), kita merasakan perasaan bahagia, senang, ceria, atau sesuatu yang membangkitkan pengalaman masa lalu. Gunakan susunan “Di luar saya melihat……, Di dalam saya merasakan…..”. Bagian pertama adalah sensoris sedangkan bagian kedua adalah sensual.

Pengalaman sensual ini merupakan bagian paling penting untuk menciptakan pengalaman autentik dan hubungan yang melebihi dunia manusia.

Etika Kelembutan

Menjaga lingkungan memang sangat penting bagi kita. Namun, pendekatan ini menimbulkan kesan bahwa lingkungan harus dijaga agar kita dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Pendekatan yang jauh lebih baik, dan sebenar-benarnya tepat, adalah bahwa lingkungan bukan hanya sebuah sumberdaya yang harus kita lindungi melainkan sebagai sebuah jejaring kompleks dari sebuah hubungan antar mahluk hidup, sebagai sesama (dan kita juga termasuk), yang memegang peran dan kepentingan dari setiap anggota di dalamnya.

Sama seperti perasaan cinta dan kasih sayang kepada orang-orang yang baik terhadap kita, yang selalu merawat dan ada di setiap kita butuhkan, kita memang sudah seharusnya bersikap seperti itu kepada alam karena — baik tanpa kita sadari maupun tidak — telah banyak yang alam berikan kepada manusia.

Hubungan timbal balik

Beberapa budaya kita barangkali memiliki pandangan dan asumsi bahwa hutan/alam adalah sebuah koleksi atau sumberdaya (yang dapat digunakan manusia untuk bertahan hidup). Forest bathing menolak asumsi semacam itu. Sebagai usaha untuk menjalin hubungan yang baik, konsep yang harus ditekankan adalah bagaimana caranya kita memberikan sebanyak mungkin, sebanyak apa yang kita telah terima. Untuk melatih ini, cara yang dapat anda lakukan yaitu:

  • Perhatikan apa yang ada di sekitar anda. Deskripsikan hal yang anda telah dapatkan darinya. Contoh: “Ini adalah pohon, dia telah memberikan saya naungan untuk berteduh dan pemandangan yang asri”, “Ini adalah kopi, dia telah memberikan saya kenikmatan dan memberikan saya semangat bekerja”
  • Berikan sesuatu untuk ditawarkan. Ini adalah ungkapan terimakasih dan bisa dalam bentuk apa saja. Sesimpel gerakan atau gestur, maupun catatan yang anda sembunyikan dimana hanya alam yang bisa membacanya.

Selanjutnya, cobalah untuk menggabungkan seluruh paparan ide di atas ketika melakukan kegiatan forest bathing anda. Ini semua akan membantu untuk memahami dan melatih hubungan anda dengan semua hal yang ada di bumi.

Panduan Langkah Demi Langkah untuk Kegiatan Forest Bathing: Sebuah Aliran yang Optimal

Photo by Zhang Kenny on Unsplash

Seperti pada umumnya, kebiasaan dan repetisi penting untuk dilakukan untuk dapat menguasai sesuatu. Ketika anda melakukan forest bathing, anda akan belajar ‘mengalir’ melalui langkah dibawah ini, yaitu antara hutan/alam dan perwujudan kesadaran anda.

1. Intention — Niatkan sepenuhnya untuk melakukan forest bathing.

2. Threshold of Connection — Mulai dengan sebuah batas penanda dimana anda mulai melakukan perjalanan anda.

3. Embodied Awareness — Diam pada satu tempat setidaknya 15 menit, gunakan seluruh indera anda untuk mengamati keadaan ‘saat ini’.

4. Walking in Forest Time — Berjalan selama 20 menit, perhatikan gerakan dan apa yang ada di sekitar.

5. Infinite Possibilites — Pilih 1 dari 3 undangan yang cocok terhadap cuaca, medan dan mood saat itu. Bagian ini disebut “Infinite possibilities” karena hutan menawarkan banyak sekali pilihan. Bagian ini bisa berlangsung selama 2 jam.

6. Sit Spot — Cari tempat untuk duduk selama 20 menit.

7. Tea ceremony — Lakukan perayaan kecil dengan minum teh, makanan ringan dan obrolan kecil.

8. Threshold of Incorporation — Akhiri dengan batas penanda perjalanan dari forest bathing anda menuju pengalaman anda seperti biasanya.

Penjelasan:

Melafalkan niat dalam hati akan membantu untuk menjaga ‘batasan’ supaya tidak melakukan hal diluar kesadaran. Contohnya: “Dalam 2 jam kedepan saya akan melakukan forest bathing. Saya tidak akan mendaki dan saya akan sepenuhnya memberikan perhatian saya kepada apa yang sedang terjadi”. Apabila anda memiliki niat lain seperti kesehatan atau kesembuhan, keputusan besar, atau apapun yang akan anda bagikan, cobalah untuk meminta bantuan dari hutan.

Menandai awal perjalanan anda dari suatu titik ke titik akan membantu anda untuk mendapatkan pengalaman secara nyata, bahwa anda telah memasuki wilayah dengan suasana dan ambience berbeda, yang membawa pikiran anda untuk merasakan kondisi psikologis dari “masuk (ke sebuah tempat)”. Mintalah bantuan kepada hutan untuk tetap mempertahankan kesadaran, dengan rendah hati dan terbuka, ungkapkan apresiasi dan rasa cinta anda kepada hutan itu dan berjanjilah untuk berlaku lembut kepadanya.

Setelah melewati batas yang sudah anda tentukan, kita akan memberikan perhatian kita kepada 3 hal: perhatian kepada sekitar, perhatian kepada sensasi tubuh, dan perhatian kepada bagaimana indera kita membawa kita berkomunikasi dengan hutan. Gunakan seluruh sense yang telah dijelaskan diatas (touch, taste, smell, hearing, seeing, mirror sensing, heart sensing, imaginal sensing, body radar and sight sense). Pada 15–20 menit pertama kegiatan forest bathing anda akan diam atau duduk di suatu tempat untuk membangun mental framework dari seluruh perjalanan. Setelah melakukan sesi perwujudan rasa “Embodied Awareness”, ambil momen beberapa saat untuk memperhatikan apa yang anda perhatikan (kemana perhatian anda tertuju).

Selanjutnya, anda diundang untuk berjalan sangat pelan, sembari mengamati gerakan yang ada disana. Gerakan “abadi” dari hutan akan memberikan pikiran kita sesuatu untuk dilibatkan. Sesi ini haruslah memberikan anda ketenangan. Apabila anda tidak sengaja mempercepat langkah, ambil momen untuk jeda lalu perhatikan satu objek disana, lalu lanjutkan perjalanan anda dengan pelan. 15–20 menit adalah waktu yang cukup untuk melakukan sesi ini. Setelah melakukan sesi berjalan di hutan “Walking in Forest Time”, ambil momen beberapa saat untuk memperhatikan apa yang anda perhatikan (kemana perhatian anda tertuju).

Dalam sesi Infinite Possibilities, anda akan mencapai aliran optimal melalui undangan yang anda rasakan/dapat saat itu. Undangan ini dapat anda temukan dimana saja. Contoh: langit mengundang anda untuk mentapnya, cacing mengundang anda untuk mengeksplor tanah atau kotoran, jalan setapak mengundang anda untuk merasakan bagaimana kita membawa gravitasi dan sebagainya. Kemungkinan yang ada tidak terbatas. Susunan format yang diberikan selalu: (objek) mengundang anda untuk (kegiatan); the noun invite you to verb. Dalam kegiatan berkolompok, anda dapat membuatnya seperti game secara bergantian.

Selanjutnya adalah sesi Sit Spot yang dapat anda lakukan dengan mudah. Ini adalah metode terbaik untuk berkoneksi dengan alam, membantu kesembuhan, mengolah kesadaran dengan diri sendiri dan orang lain, serta memperdalam hubungan kita dengan dunia diluar manusia. Sesi ini dilakukan di akhir kegiatan forest bathing. Anda hanya tinggal duduk tanpa ekspektasi dan menunggu. Disinilah, barangkali, adalah waktu dimana anda akan mendapatkan ilham. Bukannya melakukan observasi untuk menghayati sesuatu, melainkan membiarkan “kebenaran” menunjukkan dirinya sendiri. Sebuah duduk yang pelan dan sabar akan dihadiahi sebuah persepsi baru. 20 menit adalah waktu minimal untuk sesi ini.

Sesi ketujuh adalah Tea ceremony, yang tidak lebih hanyalah sebuah momen untuk dinikmati dengan rasa syukur kita kepada alam. Teh yang digunakan disini tidak terikat dengan sebuah kultur manapun. Minuman seperti wedang secang juga sangat baik. Akan lebih baik jika anda menggunakan bahan yang anda temukan selama melakukan kegiatan forest bathing. Tapi jika anda tidak punya pengetahuan terkait, anda bisa mempersiapkannya dari rumah.

Sesi yang terkahir yaitu The Threshold of Incorporation, sama seperti yang anda lakukan di awal, pembatasan ini adalah saat untuk memberikan penghormatan di akhir dari perjalanan anda. Berikan waktu sejenak dan pertimbangkan hadiah yang telah anda dapatkan selama melakukan kegiatan ini. Libatkan seluruh komponen hutan dalam kesadaran anda, percaya bahwa hadiah yang anda dapatkan tersebut akan hidup dalam diri anda di suatu tempat.

Kesimpulan: Membangunkan Sang Hutan

Satu pasase yang saya suka dari buku ini “Domination is a recipe for every broken relationship and prepetual cycles of trauma”. Dengan tanpa saling mengetahui satu sama lain, kita tidak akan mampu menghapuskan habit dari dominasi ini. Kenyataannya, rusaknya hutan kita yang sekarang adalah disebabkan oleh dominasi tersebut. Seluruh kegiatan ini memiliki tujuan untuk saling memahami antara diri sendiri dengan hutan. Dengan dasar hubungan yang baik inilah, saya yakin dunia bisa menjadi jauh lebih baik.

Terlepas dari adanya ketimpangan antar budaya, kultur dan kepercayaan, saya rasa output dari kegiatan ini adalah rasa cinta, yang mana selaras dengan seluruh kepercayaan manapun yang saya ketahui.

Kita bukan dipanggil untuk membangunkan sang hutan, kita dipanggil untuk membangunkan sesama. Hutan menawarkan jembatan kepada kebijaksanaan, sebagai bentuk keindahan dan kekeluargaan. Forest Bathing memberikan pengetahuan diatas keraguan, melalui hubungan antar dunia di luar manusia, dan dengan seluruh mahluk.

Seluruh kegiatan forest bathing kurang lebih disajikan pada vidio dibawah :

Terakhir, sebuah catatan pribadi dari saya barangkali membantu :

  • Ini bukan sebuah hal yang syirik, alam hanya akan membantu anda menemukan solusinya. Justru ini akan menjadi momentum anda untuk dapat lebih dekat kepada tuhan melalui ciptaannya
  • Rasa takut anda terhadap hantu akan sangat mengganggu kegiatan ini. Anda harus benar-benar sadar bagian mana yang menjadi gangguan nyata (seperti bertemu satwa liar misalnya) dan mana yang hanya ilusi saja. Cobalah untuk memilih tempat yang tidak jauh dari pemukiman warga agar anda dapat merasa tenang
  • Apabila anda mendapati orang yang bertanya apa yang sedang anda lakukan, jawab saja dengan ramah, santai dan jujur. Tenang saja, anda tidak gila
  • Kata forest disini mengacu pada alam atau ekosistem hutan, yang diantaranya termasuk hewan, pohon serta benda mati seperti batu, langit, sungai, tanah dan lain-lain
  • Masih banyak poin penting dan menarik yang tidak bisa saya rangkum disini. Saya sangat menyarankan anda untuk membaca bukunya

--

--

Okky Febriansyah

Menyikapi berbagai persoalan dan problema kehidupan dalam satu wadah